Kamis, 14 Januari 2016

Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan


Membicarakan hal tentang bertanya, berarti membutuhkan jawaban yang pasti, bukan jawaban ngasal atau bahkan jawaban salah. Jika Anda memberikan jawaban salah kepada orang yang bertanya dan orang tersebut menganggapnya benar, sudah tentu merugikan orang yang bertanya tadi. Bukankah setiap orang ingin bermanfaat bagi orang lain?

Menjawab pertanyaan dari seseorang, berarti Anda memberi pengetahuan Anda kepada orang tersebut. Semakin banyak Anda memberikan pengetahuan atau informasi itu, semakin mudah Anda mengingat hal tersebut. Contoh, seseorang yang bertanya tentang ilmu pengetahuan alam, kemudian dijelaskannya, tanpa sadar otak Anda menyimpan penjelasannya (mudah diingat). Contoh lain, seseorang yang menanyakan sesuatu tentang rute perjalanan dari kota A ke kota B.

Dalam melakukan sebuah perjalanan di suatu kota atau ingin pergi berlibur ke suatu tempat yang bersih nan indah. Apalagi Anda baru pertama kali mengunjungi tempat tersebut, jangan asal jalan, asal jalan tanpa tahu cara untuk sampai di tempat tujuan. Hal ini hanya akan membuat Anda merasakan yang namanya lama di jalan. Karena bingung harus lewat mana. Apalagi ketika diperjalanan menemukan perempatan, bisa-bisa menimbulkan perdebatan terhadap diri sendiri. Perasaan mengatakan lurus saja, namun logika berkata lain, belok kanan saja. Rasanya mulai ambigu.

Dengan demikian, setiap ingin melakukan perjalanan atau memulai serta menanyakan sesuatu hal yang kita tidak ketahui, apalagi orang baru, orangtua selalu berpesan, “malu bertanya sesat di jalan”. Tanyakanlah jika Anda tidak mengetahuinya. Karena kita tidak akan mengetahui tanpa memperoleh informasi atau pengetahuan sebelumnya. Tanpa mengetahui dari orang terlebih dahulu.

Berkaitan dengan mau bertanya nggak sesat di jalan. Bukan berarti, kita bertanya ketika tidak mengetahui rute perjalanan. Tetapi bisa terhadap semua hal apapun itu yang kita tidak ketahui, baik hal-hal yang dipelajari di sekolah (seperti matematika, geografi, dll) maupun hal-hal yang umum. Kalimat tersebut (malu bertanya sesat di jalan) merupakan peribahasa yang memiliki makna jika segan bertanya berarti kita akan rugi sendiri, karena masalah yang dihadapi tidak ditemukan jalan keluarnya. Sama halnya dengan malu berdayung perahu hanyut serta malu makan perut lapar.

Pada zaman modern ini, teknologi mempermudah manusia untuk mengetahui sesuatu, sebut saja internet. Misalnya, ingin mengetahui rute perjalanan ada google maps. Ingin mengetahui rumus luas segitiga, biodata artis, resep makanan ada google. Hal semacam ini pun termasuk bertanya. Namun, hal itu semua dapat diketahui jika terhubung dengan internet. Bagaimana jika kita berada pada daerah yang tidak terjangkau dalam jaringan internet? Tenang saja, kita bisa menanyakan yang kita tidak ketahui pada seseorang yang lebih tahu.

BNI Memudahkan Anda
Mudah, hal yang selalu diimpikan ketika melakukan suatu hal. Terus apa maksud BNI memudahkan Anda? Ya, kenapa saya mengatakan hal demikian, karena sekarang ini BNI (Bank Negara Indonesia) telah  menyediakan fitur di twitter yang mempermudah Anda ketika ingin tanya-tanya kepada pihak BNI. Cukup menggunakan hashtag #AskBNI. Lebih pahamnya, simak langkah-langkahnya berikut ini:
      1.  Follow Twitter @BNI46
      2.  Untuk info penggunaan, kirim Direct Message ke Twitter @BNI46 ketik #AskBNI.
      3.  Cara Penggunaan : (Kirim Direct Message) #AskBNI (spasi) #[Keyword] contoh:
            #AskBNI (spasi) #[Keyword] contoh:
             a.    #AskBNI #Taplus
             b.   #AskBNI #TaplusBisnis
             c.   #AskBNI #DebitCard
               
             Ada hal yang belum diketahui ? Monggo cek twitter BNI @BNI46 jangan lupa hashtag #AskBNI
       

Pernah suatu ketika, saya mengerjakan soal matematika, semampu saya mengerjakannya, kemudian saya berhenti, karena terdapat suatu hal dalam soal yang tidak kuketahui cara penyelesaiannya, sangat menguras pikiran pada waktu itu. Terlintas dalam benakku, haruskah saya bertanya? Dan dari sisi lain pun mengatakan, kalau saya bertanya, nanti ditertawai atau bahkan mungkin diolok. Tak peduli, pada akhirnya kuberanikan untuk bertanya. Ternyata, hal yang sudah kupikirkan bahwa akan ditertawai atau diolok, ini tidak terjadi. Guru saya menjelaskannnya. Singkat cerita, soal demi soal kukerjakan, dan akhirnya selesai. Sungguh merasakan kesenangan tersendiri ketika sudah tahu. Inilah hasilnya, ketika malu dibuang saat ingin bertanya. Ketika malu diubah menjadi mau. Malu bertanya sesat di jalan, mau bertanya nggak sesat di jalan. Begitulah ungkapan yang ditanamkan ketika gengsi merajalela.

Janganlah malu sebagai penanya. Menjadi penanya berarti menempatkan diri kita sebagai pencari. Sebagai pencari, berarti akan mendapatkan pengetahuan/informasi yang lebih banyak.
Share: